Langsung ke konten utama

REVIEW SNACK : OREO WAFER CHOCO VANILLA

 

OREO WAFER CHOCO VANILLA


Dalam dunia perwaferan tentunya kita punya legenda tiada tara yaitu Tango dengan tagline berapa lapis? Ratusaaannn. Tango bahkan sekarang berasa milenial banget karena sempat collab bareng dilan tahun lalu.


Dan tidak lupa jagoan lebaran, wafer khong guan yang selalu jadi incaran siapa saja tua dan muda saat segel kyubi eh segel kaleng khong guan baru dibuka pertama kali. Padahal ya wafernya sendiri udah dijual terpisah baik dalam bentuk kemasan plastik atau kaleng. Tapi ya kita mah suka cari gara-gara aja gitu rebutan, berantem bareng yang lain ngerebutin wafernya, kaya ada kepuasan sendiri aja gitu pas memenangkan pertarungan mendapatkan wafernya wkwk.

Eits engga kelewatan juga nissin wafer yang udah ada dari jaman emak ayah, om dan tante sampai jaman naks naks milenial jaman now yang sama tuanya kaya khong guan dan wafer nabati yang penuh inovasi dan beragam banget rasanya.

Back to topic, dunia wafer indonesiaaaah kedatangan pendatang baru yaitu Oreo Wafer. Si raja biscuit sandwich yang suka dijilat dan dicelupin ini, baru-baru saja meluncurkam lini baru yaitu wafer.

Varian

Oreo Wafer saat ini hanya memiliki dua varian rasa yaitu choco vanilla dan double choco.


Mungkin nanti bakal lebih banyak lagi rasanya, kali-kali aja tahun kapan gitu ngeluarin varian wafer red velvet kaya abangnya si oreo sandwich 😋

Tapi kali ini aku bakal bahas rasa choco vanilla saja, kenapa? Lagi pengen yang vanilla vanilla aja gitu. bilang saja kamu misqueen.

Kemasan

Oreo wafer  dijual dalam kemasan 140.4g nanggung ya wkwk ada koma empatnya , dan oreo wafer hanya memiliki 1 varian kemasan tidak ada kemasan mini atau yang lebih besar lagi. kalau engga salah ada 15 baris dengan 2 biji wafer di tiap barisnya jadi total ada 30 wafer dalam tiap kemasannya. tapi bisa saja aku salah hitung. Kemasannya biasa aja, engga ada yang unik atau spesial kaya wafer lain cuma sangat mencolok dengan brand oreo yang sangat kita kenal.

Harga

Di indomaret, oreo dihargai Rp.8100 tapi bisa saja berbeda-beda tiap gerai. kalau lagi promo harganya bisa jadi Rp 6.900, kaya promo di indomaret bulan november minggu kemarin. Untuk harganya sendiri sama aja dengan pesaing-pesaingnya dengan ukuran segitu. Tidak lebih murah atau lebih mahal.

Tekstur dan Bentuk

Wafer ini bentuknya persegi panjang, dengan panjang kira-kira sepanjang jari tengah lebih dikit. Hampir sama aja sama bentuk-bentuk wafer merk lain.


Kita lanjut ke tekstur ya, menurut aku wafer ini tekstur nya ringkih banget, gampang terpisah lapisannya, dan bahkan kalau diambil dari bungkusnya tuh bagian atas terkelupas gitu kaya tas kulit yang udah lama ga dipake wkwk.

Waktu digigit juga, ya renyah sih renyah tapi pas digigit engga semantep kaya gigit wafer tango atau nabati menurut aku ya. Wafer ini kalau digigit tuh teksturnya mirip kaya wafer khong guan sama nissin. cobain deh, tapi aku bisa saja salah. Aku juga gatau sih standar wafer yang baik dan berbudi luhur itu yang kayagimana teksturnya, masalah selera aja deh kayanya.

Salah satu balada makan wafer apapun ya remahnya, pas diambil keluar remah, digigit keluar remah dan remahnya tu alus banget gitu -jangan makan di kasur pokoknya dah .Wafer yg tebal atau kokoh lapisannya baru engga terlalu beremah banget, kaya wafer loacker dari Italia yang harganya buat sesak napas tiba-tiba.

Rasa

Kalau soal rasa ni yang agak surprise menurut aku kaya ada hint rasa oreo gitu, enak deh hehe. Kaya krimnya itu mirip krim yang di oreo sandwich rasanya. Jadi wafernya lapisan pertama krim coklat terus kedua vanilla terus coklat lagi.


Jadi walaupun wafer ini membawa brand yang segede gaban ga membuat wafer ini langsung enak banget dan the best gitu. Balik lagi sih ini masalah selera. Wafer ini ga buat aku jatuh cinta di gigitan pertama dan engga jadi salah satu favorit. 

Tapi one thing for sure, wafer ini the best dari segi rasa, vibes nya tuh oreo banget wkwk.

Jadi kalau lagi ke minimarket, swalayan, supermarket, grosir dan warung punya abah-abah atau koko-koko engga ada salahnya lo dibeli untuk melengkapi khazanah perjajanan.

Hikmah yang dapat diambil adalah bahwa brand besar dan terkenal belum tentu sesuai sama selera, sama kaya aku yang udah berjuang dan berusaha tapi dianya engga suka juga 😢

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW SNACK : PANG PANG

 PANG-PANG Pang-pang ada yang menyebutnya  kue bantal   adalah makanan ringan  dari Indonesia  yang berbentuk seperti bantal , berukuran kecil dan berwarna coklat karamel. Pang-pang memiliki banyak varian rasa, seperti rasa manis, asin, pedas, jagung , dan lain-lain. Pang-pang merupakan makanan ringan yang rasanya enak, gurih dan renyah. (wikipedia) Pang-pang adalah makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dan ubi jalar. Proses pembuatan pang-pang hampir sama seperti membuat mi kering. Pada pembuatan pang-pang, ubi jalar direbus kemudian dicampur tepung terigu dan bahan lainya  pada bak pencampur mesin pembuat pang-pang kemudian dipres hingga terbentuk lembaran dengan ketebalan tertentu kemudian dicetak berbentuk segiempat dan menjadi pang-pang mentah. Proses selanjutnya adalah digoreng kemudian dilapisi glugus (larutan gula) baru didinginkan dan dijual dalam bentuk kemasan. (Laporan magang proses produksi pang pang, Desi prihatiningsih 2005) nah,walaupun memang punya

MENJADI WAITRESS

Tau waiter/waitress kan?  Yang selalu kita panggil kalau mau pesan makanan di resto/cafe dan yang kita panggil kalau butuh sesuatu di cafe/resto tersebut. Pernah punya pengalaman gimana kalau makan diluar soal waitress? Baik? ramah? galak? ga sopan? lelet? Macem-macem pokoknya ya haha. Jadi aku mau cerita soal pengalamanku menjadi waitress di salah satu resto di kota ku. Aku kerjanya bentar doang cuma 2 minggu karena cuma sebagai tenaga tambahan saat peak season kebetulan saat itu libur natal dan tahun baru. Waktu itu aku libur kuliah dan liat sosmed rupanya ada lowongan jd waitress serap selama 2 minggu. Ya aku ambil dong mayan duitnya buat main abis tahun baru. Kerja saja belum sudah membayangjan uangnya buat apa nanti 🤣 Aku datang ketempatnya dan ketemu pemiliknya. Dijelasin dong soal gaji dan jam kerja jam 10.00 sampai 22.00 tanpa libur, bener2 full time sebenernya wkwk. Untuk makan juga ditanggung 3 kali sehari. Ada mess nya juga, tapi aku maunya pulang pergi aja tiap hari. Ga pa